Pangeran Geger adalah seorang pangeran kaya raya yang tinggal di tanah Betawi. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah Condet di Jakarta Timur. Namun masyarakat lebih senang memanggil Pangeran Geger dengan sebutan Pangeran Condet karena beliau memiliki bekal luka di dahinya. Ia hidup bahagia bersama istri dan kelima orang anaknya. Salah satu anaknya yang paling cantik dan rupawan bernama Maaemunah.
Banyak bangsawan yang jatuh hati kepada Maemunah, tak terkecuali seorang pemuda tampan dan gagah bernama Astawana. Ia sebenarnya berasal dari Makassar namun sudah cukup lama tinggal di daerah Betawi. Selain tampan dan gagah, Astawana dikenal sebagai seorang rendah hati yang memiliki kesaktian yang tinggi.
Seperti kebanyakan pria, Astawana pun jatuh hati kepada Maemunah dan memutuskan untuk melamar anak dari Pangeran Codet tersebut. Sesampainya dihadapan kedua orangtua Mermunah, Astawana segera memperkenalkan dirinya dan mengungkapkan niatannya untuk melamar putri sang pangeran. Pangeran Codet dan istrinya terkejut saat mengetahui pria tampan tersebut adalah Astawana yang sering dielu-elukan oleh masyarakat.
Keduanya begitu ingin menjadikan Astawana sebagai menantu tapi mereka tetap mengembalikan keputusan kepada Maemunah. Maemunah sendiri setuju untuk menikah asalkan Astawana mau memenuhi satu syarat yaitu membangunkan dua rumah dalam waktu satu malam. Atawana menyetujui permintaan Maemunah. Dan dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa serta kesaktiannya akhirnya kedua rumah tersebut pun berhasil dibangun dengan tepat waktu.
Akhirnya pernikahan antara Maemunah dan Astawana pun berlangsung meriah. Keduanya terlihat sangat bahagia, begitu juga Pangeran Condet dan sang Istri. Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, selang beberapa saat setelah Maemunah dan Astawana menikah Pangeran Codet meninggal karena menderita suatu penyakit. Sepeninggal Pangeran Codet, Maemunah berperan sebagai penerus yang menguasai wilayah yang ditinggalkan ayahnya. Untuk menghormati nama Sang ayah ia menamakan daerah kekuasaannya tersebut sebagai daerah codet yang lama kelamaan disebut sebagai Condet sampai sekarang.
Semua berubah saat para penajajah mulai menginjakkan kakiknya di tanah Betawi. Salah seorang Belanda yang tinggal di daerah Condet bernama Jan Ament, ia seorang penguasa yang serakah dan kejam. Ia tidak pernah puas dengan luas tanah yang dia miliki sehingga terus menerus merampas tanah-tanah milik masyarakat. Tanah kekuasaan Memunah pun tak lepas dari incaran Jan Ament, ia menyambangi rumah Maemunah dan memaksanya untuk menyerahkan surat tanah milik maemunah. Marah dengan tindakan Jan Ament kepada istrinya, Astawana menghajarnya samapai ia jatuh tersungkur dan memutuskan untuk pulang.
Namun rasa serakah Jan Ament tidak menghentikan langkahnya, ia menggunakan cara licik untuk mengetahui kelemahan Astawana hingga akhirnya suami Maemunah itu berhasil dikalahkan dan daerah Condet dikuasai oleh Jan Ament.***
________________________________________________
Sumber :
- http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/251-Legenda-Codet#
- http://jakartakita.com/2012/03/12/asal-mula-kawasan-batu-ampar-condet/
- http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000014108966/kisah-dan-sejarah-dari-condet-kawasan-jakarta-timur
________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar