Konon, di daerah Kalimantan Selatan terdapat sebuah kerajaan. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Ia sangat dekat dengan rakyatnya. Sehingga rakyanya pun dekat dengannya.
Tidak jauh dari istana, terdapat sebuah gubuk tua. Penghuninya adalah seorang janda yang mempunyai seorang anak yang masih kecil. Mereka hidup dalam kemiskinan dan kesederhanaan. Anaknya sering bermain di halaman istana sambil membawa seekor nyamuk yang ia ikatdengan benang.
Pada suatu hari, anak itu bermain bersama teman-temannya di halaman istana. Karena keasyikan bermain, tanpa ia sadar hari sudah menjelang malam. Ia pun bergrgas pulang takut dimarahi ibunya. Namun, ia sempat berpamitan dengan raja. Ia pun memohon kepada raja untuk menitipkan nyamuknya di istana. Sang raja kemudian mengizinkannya dan menyuruhnya untuk mengikatkan nyamuk itu di tiang depan istana.
Anak itu kembali bermain di halaman istana keesokan harinya. Ia heran nyamuk kesayangannya sudah hilang. Ia melihat ayam jantan dekat tiang iya mengikat nyamuknya. Kemudian ia menghadap raja dan melaporkan bahwa ayam jantan raja telah memakan nyamuknya. Raja kemudian menyuruhnya untuk mengambil ayam jantan itu sebagai penggantinya. Setelah mengucapkan terimakasih kepada raja ia kembali bermain bersama teman-temannya.
Setelah memiliki ayam jantan, ke mana pun pergi, Ia selalu membawa ayam jantannya itu. Suatu ketika ayamnya lepas saat ia sedang bermain. Ketika dicari, ternyata ayam itu berada ditempat ibu-ibu yang sedang menumbuk padi. Seorang ibu kemudian memukul ayam itu dengan lesung karena berusaha mencotok bulir-bulir padi. Ayam itu pun mati. Melihat ayamnya mati, si anak melapor lagi kepada rajasembari menangis bahwa ayamnya mati kerena dipukul dengan lesung oleh seorang ibu. Sang raja kemudian menyuruhnya untuk mengambil lesung itu sebagai ganti ayamnya. Anaknya itu pun senangnya bukan main karena lesung itu dapat dipakai oleh ibunya.
Ia pun menitipkan lesungnya kepada raja karena hari sudah sore. Kemudian atas perintah raja ia menyandarkan lesungnya di bawah pohon nangka sebelum ia pulang ke gubuknya.
Esok harinya, lesungnya patah karena tertimpa buah nangka yang sudah ranum. Ia pun kembali menghadap raja dan melapor bahwa lesungnya patah karena tertimpa buah nangka. Sang raja pun menyuruhnya untuk mengambil nangka itu sebagai ganti lesungnya.
Ternyata hari sudah malam, ia pun menitipkan kepada baginda raja buah nangka itu karena sangat berat kalau ia bawa sendiri. Ia pun mengajak temannya untuk membawa nangka itu besok ke rumahnya. Sang raja pun tidak keberatan. Anak itu kemudian menaruh buah nangkanya di samping pintu dapur sesuai petunjuk raja. Setelah itu, ia pamit pulang ke rumahnya.
Malam harinya putri raja yang masih kecil menghirum bau nangka yang begitu harum. Ia kemudian mencari-cari nangka itu lalu menemukannya disamping pintu dapur. Segera ia meminta pembantu istana untuk membelah nangka itu. Putri raja kemudian memakan buah nangka itu.
Anak itu pun kembali ke istana esok harinya untuk mengambil nangkanya. Namun nangka itu tidak ada di tempatnya. Ia begitu kecewa ketika melihat biji-biji nangka di tempat sampah istana. Ia berfikir pasti ada orang yang telah memakan nangkanya.
Anak itu pun kembali menghadap raja dan melaporkan kehilangan nangkanya. Baginda raja pun tersenyumlalu berkata bahwa nangka itu telah dimakan oleh putrinya. Baginda raja pun menyerahkan putrinya kepada anak itu.
Seiring berjalannya waktu, anak itu tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan putri raja pun tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik jelita. Sang raja kemudian menikahkan mereka dan mengadakan pesta besar-besaran. Ibu anak itu kemudian di istana bersama sang raja.***
Bisnis online tanpa modal dengan Clixsense :
_________________________________________________________________________________
Pesan moral :
Seandainya kita dipercayakan untuk menjadi seorang pemimpin, kita mesti menjadi suri tauladan dan menepati janji yang pernah kita ungkapkan.
_________________________________________________________________________________
diceritakan oleh -Niko D. budiman
-Rita Mariyati
ditulis kembali oleh Pangeran Linglung Dua
Janji raja yang bijaksana - Kalimantan Selatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar